Wabup Intan Dorong Penguatan Kesehatan Ibu dan Bayi

Wabup Intan Dorong Penguatan Kesehatan Ibu dan Bayi

Kabupaten Tangerang, WartaKarya - Wakil Bupati (Wabup) Tangerang, Intan Nurul Hikmah, mendorong seluruh komponen terkait untuk memperkuat komitmen dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi di Kabupaten Tangerang. Hal ini disampaikannya saat membuka Pertemuan Tim Gerakan Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir di Hotel Vega Gading Serpong, Selasa (25/11/2025).

“Saya mohon semua komponen terus meningkatkan komitmen bersama untuk berperan aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi. Setiap kelompok kerja harus dapat menjalankan tupoksinya secara optimal sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi sesuai yang diharapkan,” ujar Wabup Intan.

Ia mengungkapkan, Kabupaten Tangerang masih tergolong rawan terhadap kasus kematian ibu dan bayi. Pada 2024 tercatat 34 kasus kematian ibu dan 214 kasus kematian bayi. Sementara pada 2025, terhitung Januari hingga Oktober, terdapat 17 kasus kematian ibu dan 171 kasus kematian bayi.

Meski tren penurunan terlihat, Wabup Intan menegaskan bahwa hal tersebut tidak boleh membuat para pemangku kepentingan lengah.

“Walaupun di tahun 2025 ini tren grafik kematian ibu hamil dan bayi menurun, tetap harus dilakukan langkah antisipasi dan penanganan untuk menurunkan angka kematian tersebut,” tegasnya.

Wabup Intan juga memberikan apresiasi terhadap Gerakan Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir yang telah dicanangkan sejak 16 Januari 2014. Menurutnya, gerakan ini memiliki peran strategis dalam mempersiapkan generasi emas 2045.

“Setiap nyawa ibu dan anak yang berhasil kita selamatkan hari ini akan menjadi bagian dari keberhasilan bangsa di masa depan,” ujarnya.

Ia turut menyampaikan terima kasih kepada perangkat daerah, tenaga kesehatan, dan mitra yang telah berkontribusi nyata bagi peningkatan kesehatan ibu dan bayi di Kabupaten Tangerang.

“Mari kita jaga semangat kerja sama, gotong royong, dan kolaborasi untuk mewujudkan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang optimal,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, dr. Hendra Tarmidzi, melaporkan bahwa kematian ibu pada 2025 paling banyak disebabkan komplikasi kehamilan seperti eklampsia yang terlambat ditangani.

“Biasanya ibu hamil mengalami hipertensi hingga eklampsia, kemudian terjadi kejang dan terlambat dibawa ke rumah sakit sehingga penanganannya juga terlambat,” jelas Hendra.

Ia berharap kegiatan ini dapat mendorong puskesmas, klinik, bidan, praktik mandiri, rumah sakit, serta organisasi profesi untuk menganalisis dan menerapkan langkah yang tepat dalam menghadapi tantangan kesehatan ibu dan anak.

“Ini tugas kita bersama. Jangan sampai terjadi kematian ibu atau bayi karena kesalahan penanganan. Dari puskesmas hingga rumah sakit harus benar, tidak boleh ada kematian lagi,” tegasnya. **(Zul)

 

LOWONGAN WARTAWAN

Popular News